Penjualan tiket semifinal leg kedua piala AFF 2010 antara Indonesia melawan Filipina, berujung pada amuk massa, Sabtu (18/12) tadi di Stadion Gelora Bung Karno. Proses penjualan tiket kejuaraan tingkat Asia Tenggara ini, memang tak memanfaatkan sistem teknologi informasi yang seharusnya dapat lebih memudahkan prosesnya.
Menanggapi hal itu, ketua panitia lokal Joko Driyono menceritakan pengalamannya saat merekap data transaksi penjualan tiket sehari lalu. Iamengaku membutuhkan waktu cukup lama untuk bisa merekap seluruh data transaksi penjualan yang berakhir pada sekitar pukul 23.00 Jumat lalu.
Penghitungan hasil transaksi yang berlangsung pada enam loket yang dibuka di beberapa pintu Stadion Utama Gelora Bung Karno kemudian berlangsung hingga Sabtu dini hari. "Ini yang kemudian membuat kami memutuskan agar penjualan tiket tidak lagi dilakukan hari (Sabtu) ini, karena kami juga tidak mau terjadi kelebihan pemesanan tiket," kata Joko.
Joko berpendapat bahwa infrastruktur yang tidak memadai menjadi kendala utama dalam proses perhitungan jumlah tiket yang laku terjual tersebut. Hal itu juga yang membuat proses perhitungan yang dilakukan memakan waktu lebih lama. "Jika kami mendapatkan jaringan LAN (Local Area Network) tentunya proses itu tidak akan memakan waktu lebih lama," ujarnya.
Proses pemesanan tiket memang hanya dilakukan secara manual di setiap loket yang dibuka. Data yang tercatat di masing-masing loket tidak dapat langsung digabungkan untuk memperlihatkan hasil total penjualan. Andai saja sistem informasi, yang memiliki beragam variasi dan seharusnya lebih banyak digunakan, sudah tentu adanya amukan massa yang terjadi Sabtu siang ini harus terjadi.
Sistem informasi itu tentu akan sangat membantu panitia untuk mendapatkan data untuk kemudian bisa dengan cepat disebarkan kepada masyarakat yang sedang berburu tiket. Antusiasme luar biasa terhadap prestasi Indonesia di piala AFF 2010 cukup membangun semangat mereka untuk memberikan dukungan langsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Sudah pasti tidak semuanya dapat tertampung di sana. Namun setidaknya dengan sistem penjualan tiket yang lebih baik, kekecewaan-kekecawaan yang tampak pada Sabtu (18/12) ini tidak perlu terjadi.
Baca“Inilah Alasan Panitia Menutup Loket Piala AFF Hari Ini”
Menanggapi hal itu, ketua panitia lokal Joko Driyono menceritakan pengalamannya saat merekap data transaksi penjualan tiket sehari lalu. Iamengaku membutuhkan waktu cukup lama untuk bisa merekap seluruh data transaksi penjualan yang berakhir pada sekitar pukul 23.00 Jumat lalu.
Penghitungan hasil transaksi yang berlangsung pada enam loket yang dibuka di beberapa pintu Stadion Utama Gelora Bung Karno kemudian berlangsung hingga Sabtu dini hari. "Ini yang kemudian membuat kami memutuskan agar penjualan tiket tidak lagi dilakukan hari (Sabtu) ini, karena kami juga tidak mau terjadi kelebihan pemesanan tiket," kata Joko.
Joko berpendapat bahwa infrastruktur yang tidak memadai menjadi kendala utama dalam proses perhitungan jumlah tiket yang laku terjual tersebut. Hal itu juga yang membuat proses perhitungan yang dilakukan memakan waktu lebih lama. "Jika kami mendapatkan jaringan LAN (Local Area Network) tentunya proses itu tidak akan memakan waktu lebih lama," ujarnya.
Proses pemesanan tiket memang hanya dilakukan secara manual di setiap loket yang dibuka. Data yang tercatat di masing-masing loket tidak dapat langsung digabungkan untuk memperlihatkan hasil total penjualan. Andai saja sistem informasi, yang memiliki beragam variasi dan seharusnya lebih banyak digunakan, sudah tentu adanya amukan massa yang terjadi Sabtu siang ini harus terjadi.
Sistem informasi itu tentu akan sangat membantu panitia untuk mendapatkan data untuk kemudian bisa dengan cepat disebarkan kepada masyarakat yang sedang berburu tiket. Antusiasme luar biasa terhadap prestasi Indonesia di piala AFF 2010 cukup membangun semangat mereka untuk memberikan dukungan langsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Sudah pasti tidak semuanya dapat tertampung di sana. Namun setidaknya dengan sistem penjualan tiket yang lebih baik, kekecewaan-kekecawaan yang tampak pada Sabtu (18/12) ini tidak perlu terjadi.
