Selasa, 15 Juni 2010

KIAT-KIAT MENGHADAPI PERSOALAN HIDUP

KIAT-KIAT MENGHADAPI PERSOALAN HIDUP

Bismillahirrahmanirrahiim

Suatu hal yang pasti tidak akan luput dari keseharian kita adalah yang disebut masalah atau persoalan hidup, dimanapun, kapanpun, apapun dan dengan siapapun semuanya adalah peluang potensi masalah. Namun andaikata kita cermati dengan seksama ternyata dengan persoalan yang persis sama, sikap orangpun berbeda-beda, ada yang begitu panic, goyah kalut, stress tapi ada pula yang menghadapinya begitu mantap, tenang atau bahkan malah menikmatinya.

Berarti masalah atau persoalan yang sesungguhnya bukan terletak pada persoalannya melainkan pada sikap terhadap persoalan tersebut. Oleh karena itu siapapun yang ingin menikmati hidup ini dengan baik, benar, indah, dan bahagia adalah mutlak harus terus-menerus meningkatkan ilmu dan keterampilan dirinya dalam menghadapi aneka persoalan yang pasti akan terus meningkat kuantits dan kualitasnya seiring dengan pertambahan umur, tuntutan, harapan, kebutuhan, cita-cita, dan tanggung jawab.

Kelalaian kita dalam menyadari pentingnya bersungguh-sungguh mencari ilmu tentang cara menghadapi hidup ini dan kemalasan kita dalam melatih dan mengevaluasi keterampilan kita dalam menghadapi persoalan hidup berarti akan membuat hidup ini hanya perpindahan kesengsaraan, penderitaan, kepahitan, dan tentu saja kehinaan yang bertubi-tubi.









SIAP

Siap apa ? siap menghadapi yang cocok dengan yang diinginkan dan siap menghadapi yang tidak cocok dengn keinginan.

Kita memang diharuskan memiliki keinginan, cita-cita, rencana yang benar dan wajar dalam hidup ini bahkan kita sangat dianjurkan untuk gigih ikhtiar mencapai apapun yang terbaik bagi dunia akhirat, semaksimal kemampuan yang Allah Swt Berikan pada kita.

Namun bersamaan dengan itu kitapun harus sadar-sesadar-sadarnya bahwa kita hanyalah makhluk yang memiliki sangat banyak keterbatasan untuk mengetahui segala hal yang tidak terjangkau oleh daya nalar dan kemampuan kita.

Dan pula dalam hidup ini ternyata sering sekali atau bahkan lebih sering terjadi sesuatu yang tidak terjangkau oleh kita, yang diluar dugaan dan diluar kemampuan kita untuk mencegahnya, andaikan kita selalu terbenam tindakan yang salah dalam mensikapinya maka betapa terbayangkan hari-hari akan berlalu penuh kekecewaan, penyesalan, keluh kesah, kedongkolan, hati yang galau, sungguh rugi padahal hidup hanya satu kali dan kejadian yang tak didugapun pasti akan terjadi lagi.

Ketahuilah kita punya rencana, Allah Swt pun punya rencana, dan yang pasti terjadi adalah apa yang menjadi rencana Allah Swt.

Yang lebih lucu serta menarik, yaitu kita sering marah dan kecewa dengan suatu kejadian namun setelah waktu berlalu ternyata “kejadian” tersebut begitu menguntungkan dan membawa hikmah yang sangat besar dan sangat bermanfaat, jauh lebih baik dari apa yang diharapkan sebelumnya.

Oleh karena itu “fa idzaa azamta fa tawaqqal alalloh” bulatkan tekad, sempurnakan ikhtiar namun hati harus tetap menyerahkan segala keputusan dan kejadian terbaik kepada Allah Swt, dan siapkan mental kita untuk menerima apapun yang terbaik menurut ilmu Allah Swt.

Maka jikalau dilamar seseorang, bersiaplah untuk menikah dan bersiap pula kalau tidak jadi nikah karena melamar kita belumlah tentu jodoh terbaik seperti yang senantiasa diminta oleh dirinya maupun orang tuanya.

Kalau mau UMPTN berjuanglah sungguh-sungguh untuk diterima di tempat yang dicita-citakan namun siapkan pula diri ini, andaikan Allah Yang Maha Tahu bakat, karakter dan kemampuan kita sebenarnya akan menempatkan di tempat yang lebih cocok, walaupun tidak sesuai dengan rencana sebelumnya.

Melamar kerja, lamarlah dengan penuh kesungguhan namun hati harus siap andaikan Allah Swt tidak mengizinkannya karena Allah tahu tempat jalan rezeki yang lebih berkah.

Berbisnis ria, jadilah seorang professional yang handal, namun ingat bahwa keuntungan besar yang rindukan belumlah tentu maslahat bagi dunia akhirat kita, maka bersiaplah menerima untung terbaik menurut perhitungan Allah Swt.

Kesimpulan : Sempurnakanlah niat dan ikhtiar, namun hati siapkan menerima apapun yang terbaik menurut Allah Swt.



RIDHO

Siap menghadapi apapun yang akan terjadi dan maka satu-satunya langkah awal yang harus dilakukan adalah mengolah hati kita agar ridho/rela dengan kenyataan yang ada, mengapa demikian ?, karena walaupun dongkol, uring-uringan, kecewa berat tetap saja kenyataan sudah terjadi, maka lebih baik hati kita ridho saja menerimanya.
Memasak nasi gagal malah menjadi bubur, andaikata kita muntahkan kemarahan tetap saja bubur, tidak marahpun tetap bubur, maka daripada marah mendzolimi orang lain dan memikirkan sesuatu yang membuat hati mendidih, lebih baik pikiran dan tubuh kita sibuk mencari bawang goring, ayam, cakweh, seledri, kerupuk, kecap dan sebagainya supaya bubur kita menjadi bubur ayan special, tentu selain perasaan kita tidak jadi sengsara, nasi yang gagal pun tetap bisa dinikmati dengan lezat.

Misalkan sedang jalan-jalan tiba-tiba ada batu kecil nyasar entah dari mana dan mendarat tepat di kening kita, maka hati kita harus ridho karena tidak ridhopun tetap benjol. Tentu saja ridho/rela terhadap sesuatu kejadian bukan berarti pasrah total sehingga tidak bertindak apapun, itu adalah pengertian yang keliru. Pasrah/ridho itu hanya amalan hati kiya menerima kenyataan yang ada, tapi pikiran dan tubuh wajib ikhtiar untuk memperbaiki kenyataan dengan cara yang diridhoi Allah Swt, dan kondisi hati yang tenang/ridho ini sangat membantu menjadikan proses ikhtiar menjadi positif, optimal dan bermutu.
Orang yang stress adalah orang yang tidak memiliki kesiapan mental menerima kenyataan yang ada, selalu saja pikirannya tidak realistis, tidak sesuai dengan kenyataan, sibuk menyesali dan mengandai-andai dengan sesuatu yang sudah tidak ada atau yang tidak mungkin terjadi, sungguh kesengsaraan yang dibuat sendiri.

Ketahuilah hidup ini terdiri dari berbagai episode yang tidak akan monoton, ini adalah kenyataan hidup, silahkan kenang perjalanan hidup kita yang telah lalu, benar-benar kita harus arif mensikapi setiap episode dengan lapang dada, kepala dingin dan hati yang ikhlas, jangan selimuti diri dengan keluh kesah, semua itu tidak menyelesaikan masalah, bahkan bisa jadi sebaliknya dan jangan meyalahkan serta menyesali keadaan karena sikap ini tidak memperkaya
atau mempersatukannya, atau menghidupkannya kembali, sungguh banyak sekali kesalahan berpikir dan bertindak terhadap apa yang sudah terjadi, yang tidak menambah apapun selain menyengsarakan diri.
Kesimpulan : Hati harus ridho menerima apapun kenyataan yang terjadi sambil ikhtiar memperbaiki kenyataan pada jalan yang diridhoi Allah Swt.




JANGAN MEMPERSULIT DIRI

Andaikan kita mau jujur, sesungguhnya kita ini paling hobi mengarang, mendramatisir, dan mempersulit diri, sebagian penderitaan kita adalah hasil dramatisasi perasaan dan pikiran sendiri, selain tidak pda tempatnya, juga pasti membuat masalah akan menjadi besar, lebih seram, lebih dahsyat, lebih pahit, lebih gawat, lebih pilu daripada kenyataan aslinya, dan tentu ujungnya akan terasa jauh lebih nelangsa, lebih repot dalam menghadapinya atau menghadapinya.
Orang yang menghadapi masa pensiun terkadang jauh sebelumnya sudah sengsara, terbayang gaji yang kecil, pasti tidak akan mencukupi kebutuhan, padahal saat ini saja sudah pas-pasan, ditambah lagi kebutuhan anak-anak yang kian membengka, anggaran rumah tangga plus listrik, air, cicilan rumah belum lunas, utang belum terbayar, belum lagi andaikata sakit tak ada anggaran pengobatan, umur semakin menua, fisik kian melemah, semakin panjang derita kita buat, maka semakin panik menghadapi pensiun, tentu saja sangat boleh kita memperkirakan kenyataan yang akan terjadi namun harus terkendali dengan baik jangan sampai perkiraan itu membuat putus asa dan sengsara sebelum waktunya.
Begitu banyak orang yang sudah pensiun ternyata tidak segawat yang diperkirakan atau bahkan jauh lebih tercukupi dan berbahagia daripada sebelumnya, apakah Allah Swt yang Maha Kaya akan menjadi kikir terhadap para pensiunan, atau terhadap kakek-kakek dan nenek-nenek padahal pensiun hanyalah salah satu episode hidup yang harus dijalani, yang tidak mempengaruhi janji dan kasih saying Allah Swt
Maka dalam menghadapi persoalan apapun jangan hanyut tenggelam dalam pikiran yang salah, kita harus tenang, menguasai diri, renungkanlah janji dan jaminan pertolongan Allah Swt, dan bukanlah kita sudah sering melalui masa yang sulit dan ternyata bisa lolos pada akhirnya, tidak segawat yang kita perkirakan sebelumnya.


a. Yakinlah bahwa Allah Yang Maha Tahu segalanya pasti telah mengukur ujian yang menimpa kita sesuai dengan dosis yang tepat dengan keadaan dan kemampuan kita, karena Dia tahu persis diri kita lebih tahu daripada diri kita sendiri (bukanlah Dia sendiri yang merancang, menciptakan, dan mengurus diri kita setiap saat). Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Maa Suci Allah dari perbuatan mendzolimi hamba-hamba-Nya.


b. Yakinlah setiap kesulitan itu selalu didampingi kemudahan “karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Al- insyiroh 5,6), sampai dua kali Allah Swt mengutarakan janji-Nya. Tidak mungkin dalam hidup ini terus-menerus kesulitan, karena dunia ini bukan neraka, begitupun tidak mungkin dalam hidup ini terus-menerus kelapangan dan kemudahan karena dunia ini bukan surga, segalanya pasti aka nada akhirnya dan dipergilirkan dengan keadilan Allah Swt



EVALUASI DIRI

Ketahuilah hidup ini bagai gaung di pegunungan, apa yang kita bunyikan, suara itu pulalah yang akan kembali kepada kita, artinya segala yang terjadi pada kita adalah buah dari apa yang kita lakukan.
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar/seberat dzarrahpun, dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun niscaya Dia akan melihat balasannya” (Al-Zalzalah 7,8).
Allah Swt Maha Peka terhadap apapun yang kita lakukan, dan dengan keadilan-Nya tidak akan ada yang meleset, siapapun yang berbuat sekecil apapun kebaikan dan setersembunyi apapu, niscaya Allah Swt akan membalas berlipat ganda dengan aneka bentuk yang terbaik menurut-Nya, dan sebaliknya kedzoliman sehalus apapun yang kita lakukan yang tampaknya seperti mendzolimi orang lain, padahal sesungguhnya kita sedang mendzolimi diri sendiri dan sedang mengundang bencana balasan dari Allah Swt yang pasti lebih getir dan gawat, na’udzubillah.
Andaikata ada batu yang menghantam kening kita, selain hati harus ridho, kitapun harus merenung, mengapa Allah menimpakan batu ini tepat ke kening kita, padahal lapangan begitu luas dan kepalapun begitu kecil ?, bisa jadi semua ini adalah peringatan, bahwa kita sangat sering lalai bersujud, atau sujud kita lalai dari mengingat-Nya ! Allah tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia, pasti segalanya ada hikmahnya.
Dompet hilang ?, mengapa dari satu bis, hanya kita yang ditakdirkan hilang dompet, jangan sibuk menyalahkan pencopet, karena memang sudah jelas salah dan begitu pekerjaanya, renungkanlah…, boleh jadi kita ini termasuk si kikir, si pelit, Allah Maha Tahu jumlah zakat dan sedekah yang dikeluarkan, apa sulitnya bagi Dia untuk mengambil apapun yang dititipkan kepada hamba-hamba-Nya.
Jangan terjebak hanya menyalahkan dan memdamprat orang lain, karena tindakan emosional seperti ini, sedikit sekali member nilai tambah bagi kepribadian kita. Bahkan bila tidak tepat serta berlebihan hanya akan menimbulkan kebebcian dan masalah baru.
Ketahuilah dengan sungguh-sungguh merubah diri, maka berarti pula kita merubah orang lain, camkan, orang lain tidak hanya punya telinga, namun merekapun memiliki mata, perasaan, pikiran yang dapat menilai siapa diri kita yang sebenarnya.
Kesimpulan : Jadikanlah setiap masalah menjadi sarana paling efektif untuk mengevaluasi diri, karena hal itulah yang menjadi keuntungan bagi diri dan menjaga pengundang pertlongan Allah Swt.



HANYA ALLAHLAH SATU-SATUNYA PENOLONG

Sesungguhnya tiada akan terjadi sesuatu kecuali dengan izin Allah Swt. Baik itu berupa musibah, maupun berupa nikmat, walau bergabung jin dan manusa seluruhnya akan mencelakakan kita, dem Allah tidak akan jatuh satu helai rambutpun tanpa izin-Nya, begitupun sebaliknya walau bergabung jin dan manusia menjanjikan akan menolong atau member sesuatu, tidak pernah akan datang satu peserpun tanpa ijin-Nya.
Mati-matian kita ikhtiar dan meminta bantuan siapapun, tanpa izin-Nya tak akan pernah terjadi yang kita harapkan, maka sebodoh-bodoh kita adalah orang yang paling berharap dan takut kepada selain Allah Swt itulah biang kesengsaraan dan biang menjauhnya pertolongan Allh Swt.
Ketahuilah yang namanya makhluk itu “laa haula walaa quwata illa billahi ‘aliyil ‘aziim” tiada daya dan tiada upaya kecuali pertolongan Allah Yna Maha Agung, asalnya hanya setetes sperma, ujungnya jadi bangkai, kemana-mana membawa kotoran.
Allah menjanjikan dalam surat At-Thalaq 2,3 “Barang siapa yang bersungguh-sungguh mendekati Allah (bertaqwa) niscaya akan diberi rizki dari tempat yang tidak disangka-sangka, dan barang siapa yang bertawaqal hanya kepada Allah niscaya akan dicukupi segala kebutuhannya”
Andaikata sadar dan meyakininya, maka kita memiliki bekal yang sangat kokoh untuk mengarungi hidup ini, tidak perlu gentar menghadapi persoalan apapun karena sesungguhnya yang paling mengetahui struktur masalah kita sebenarnya Allah Swt, berikut segala jalan keluar terbaik menurut pengetahuan-Nya Yang Maha Sempurna, dan Dia sendiri berjanji akan menuntun member jalan keluar dari segala masalah, sepelik dan seberat apapun karena bagi Dia tidak ada yang rumit dan pelik semuanya serba mudah dalam genggaman kekuasaan-Nya.

Pendek kata, jangan takut menghadapi masalah tapi takutlah tidak mendapat pertolongan Allah dalam menghadapinya, tanpa pertolongan-Nya kita akan terus berkelana dalam kesusahan, persoalan, yang berujung persoalan baru, tanpa nilai tanbah bagi dunia akhirat kita, benar-benar kerugian yang nyata.
Terimalah ucapan selamat bebahagia, bagi saudara-saudarku yang taat kepada Allah dan semakin taat lagi ketika diberi kesusahan dan kesenangan, sholat terjaga, akhlaq mulia, dermawan, hati bersih, dan larut dalam amal-amal yang disukai Allah Swt.
Insya Allah masalah yang ada akan menjadi jalan pendidikan dari Allah yang akan semakin mematangkan diri, mendewasakan diri, menambah ilmu, meluaskan pengalaman, melipat gandakan ganjaran dan menjadikan hidup ini jauh lebih bermutu, mulia dan terhormat dunia akhirat.
Semoga dengan izin Allah uraian ini ada manfaatnya.




Anda banyak persoalan, pusing, stress ?
Bukan masalah yang memusingkan anda, Melainkan sikap Andalah yang bermasalah.

Tidak ada komentar:

Bagikan

Bookmark and Share

Selamat Datang di blog Gue

Labels

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani